KOWANI luncurkan Gerakan Moral Nasional Perempuan Indonesia. Dipimpin oleh Nannie Hadi Tjahjanto, S.H
Oleh : Ajisoko – Redaksi Suara Jayamahe
Jakarta, 10 November 2025 – Di tengah semarak peringatan Hari Pahlawan Nasional, yang selalu diperingati setiap tanggal 10 November, Kantor Pusat Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) di Jl. Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi saksi bisu sebuah inisiatif monumental. Pada Senin (10/11), KOWANI secara resmi meluncurkan Gerakan Moral Nasional Perempuan Indonesia — sebuah ikrar kebangsaan yang bukan hanya merayakan masa lalu, tetapi juga menatap masa depan. Gerakan ini merupakan langkah awal yang krusial, menandai hitungan mundur 1000 hari menuju peringatan 100 tahun KOWANI (1928–2028).
Peluncuran gerakan ini bukan sekadar seremoni formal, melainkan sebuah panggilan nurani yang kuat. Dipimpin langsung oleh Ketua Umum KOWANI, Ny. Nannie Hadi Tjahjanto, S.H., Gerakan Moral Nasional Perempuan Indonesia hadir untuk kembali menyalakan pelita moral dan kebangsaan di tengah dinamika sosial yang kian kompleks. Ini adalah momen untuk merefleksikan kembali peran fundamental perempuan dalam membentuk karakter bangsa.
Perempuan sebagai “Kompas Moral Bangsa”
Dalam sambutannya yang penuh empati dan visi, Ny. Nannie Hadi Tjahjanto menekankan bahwa Hari Pahlawan bukan hanya untuk dikenang secara pasif, tetapi untuk dihidupkan kembali dalam semangat yang relevan dengan masa kini.
“Hari Pahlawan bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk dihidupkan kembali dalam semangat kebijaksanaan dan kasih perempuan Indonesia,” ujarnya.
Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa kepahlawanan di masa kini tidak lagi hanya tentang mengangkat senjata, melainkan tentang membangun fondasi moral yang kuat dalam masyarakat. Nannie dengan tegas menegaskan peran vital perempuan sebagai “kompas moral bangsa”. Dalam pandangannya, perempuan adalah penjaga nilai-nilai luhur, pelindung kehidupan, dan pelita peradaban yang tak tergantikan. Mereka adalah garda terdepan dalam menjaga integritas moral keluarga dan komunitas.
Melalui Gerakan Moral Nasional Perempuan Indonesia ini, KOWANI memiliki tujuan besar: meneguhkan kembali peran perempuan sebagai penggerak perubahan yang substansial. Ini adalah upaya untuk memastikan bahwa perempuan tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi juga subjek aktif yang memimpin arah menuju Indonesia Emas 2045. Visi besar negara untuk menjadi negara maju dan sejahtera di tahun 2045 tidak akan tercapai tanpa kontribusi penuh dan partisipasi aktif dari seluruh perempuan Indonesia.
Gerakan ini, menurut Nannie, akan didukung oleh tiga pilar utama yang saling terkait:
- Kebangkitan Moral: Membangun kembali fondasi etika dan integritas dalam setiap aspek kehidupan.
- Pemberdayaan Literasi dan Profesi: Meningkatkan kualitas pendidikan dan keahlian perempuan agar mereka mampu bersaing di berbagai bidang.
- Kolaborasi Lintas Generasi: Menjembatani pengalaman dan kearifan perempuan generasi tua dengan semangat inovasi dan energi perempuan generasi muda.
Ketiga pilar ini mencerminkan pendekatan holistik KOWANI dalam menghadapi tantangan zaman, memastikan bahwa perempuan tidak hanya kuat secara moral, tetapi juga kompeten dan adaptif.
Kolaborasi Bersejarah dengan ANTARA: Mengabadikan Jejak Perjuangan
Momentum peluncuran Gerakan Moral Nasional Perempuan Indonesia ini juga ditandai dengan sebuah langkah kolaboratif yang strategis dan bersejarah. KOWANI secara resmi melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Perum LKBN ANTARA, kantor berita nasional Indonesia.
Penandatanganan kerja sama ini disaksikan oleh para hadirin penting. Dari pihak ANTARA, hadir Direktur Komersil, Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi, Jaka Sugiyanta Suryo, serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Nina Kurnia Dewi. Kehadiran jajaran direksi ANTARA menunjukkan keseriusan dan komitmen lembaga media negara ini dalam mendukung gerakan KOWANI.
Kolaborasi antara KOWANI dan ANTARA ini memiliki beberapa tujuan krusial:
- Memperkuat Literasi Publik: Menyediakan informasi yang akurat dan berimbang tentang isu-isu perempuan dan moralitas bangsa.
- Dokumentasi Sejarah Perjuangan Perempuan: Mengabadikan jejak-jejak perjuangan dan kontribusi perempuan Indonesia dari masa ke masa.
- Penyebaran Berita Positif: Mempromosikan kisah-kisah inspiratif dan kiprah positif perempuan Indonesia di berbagai sektor.
“Kolaborasi ini penting agar jejak perjuangan perempuan Indonesia tidak hanya dikenang, tetapi juga diabadikan,” tutur Nannie.
Pernyataan ini menegaskan bahwa kerja sama dengan ANTARA bukan hanya untuk kebutuhan publikasi semata, melainkan untuk membangun sebuah arsip sejarah yang kuat, memastikan bahwa kontribusi perempuan tidak akan terlupakan dan dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Dengan jangkauan luas ANTARA, pesan dan karya perempuan Indonesia akan dapat menyebar lebih jauh, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.
Baca Juga : Festival Ma’atenu Pelauw: Tradisi Cakalele Iris Tubuh Mengguncang Maluku Tengah
Gerakan Moral sebagai Warisan Nurani: Hari Ibu Menjadi Hari Perempuan Nasional
Dalam suasana yang penuh khidmat dan refleksi, Nannie Hadi Tjahjanto juga menyampaikan sebuah tekad besar KOWANI untuk memperjuangkan pengakuan yang lebih luas terhadap peran perempuan. KOWANI bertekad untuk memperjuangkan agar 22 Desember — yang saat ini diperingati sebagai Hari Ibu Nasional — dapat ditingkatkan statusnya menjadi Hari Perempuan Nasional Indonesia.
Langkah ini adalah sebuah simbol yang sangat kuat. Ini akan memperluas makna perjuangan perempuan dari ruang lingkup domestik yang seringkali hanya dikaitkan dengan peran sebagai ibu, menuju ranah kebangsaan yang lebih luas, mengakui perempuan sebagai pilar utama dalam pembangunan negara di segala bidang.
“Gerakan ini bukan hanya agenda organisasi,” ucap Nannie dengan nada lembut namun penuh keyakinan, “tetapi gerakan kebangsaan dan kemanusiaan. Jika ingin bangsa hidup dengan nurani — maka perempuanlah yang menuntunnya.”
Pernyataan ini menegaskan filosofi inti di balik Gerakan Moral Nasional Perempuan Indonesia. Ini bukan tentang dominasi, melainkan tentang kepemimpinan yang berlandaskan nurani, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Perempuan, dengan kapasitas mereka yang unik, diyakini memiliki kekuatan untuk menuntun bangsa melewati tantangan moral dan sosial, menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab.
Seribu hari ke depan, menuju peringatan seabad KOWANI, akan menjadi perjalanan batin dan karya yang intens. Ini adalah periode di mana KOWANI dan seluruh perempuan Indonesia akan bekerja keras untuk menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan para pendiri KOWANI di tahun 1928. Dari semangat Kongres Perempuan Indonesia pertama di Yogyakarta pada tahun 1928, hingga visi Indonesia Emas 2045 di Jakarta, KOWANI mengajak setiap perempuan untuk terus menyalakan cahaya peradaban.
Gerakan Moral Nasional Perempuan Indonesia adalah manifestasi nyata dari komitmen KOWANI untuk menjadi mercusuar moral bangsa. Dengan kolaborasi yang kuat, visi yang jelas, dan semangat perjuangan yang tak padam, KOWANI optimis bahwa cahaya perempuan akan terus menuntun negeri menuju masa depan yang lebih bermartabat dan penuh nurani. Slogan “KOWANI — Cahaya Perempuan Menuntun Negeri” bukanlah sekadar semboyan, melainkan janji dan harapan yang akan terus diperjuangkan.





