Kenali Aramba, alat musik tradisional khas Nias yang langka dan sarat makna budaya.
𝐒𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐉𝐚𝐲𝐚𝐦𝐚𝐡𝐞,Di tengah gemuruh modernisasi, suara Aramba nyaris tak terdengar lagi. Aramba adalah alat musik tradisional khas suku Nias, Sumatera Utara, yang berbentuk seperti gong kecil. Terbuat dari logam kuningan atau perunggu, Aramba dulunya hanya dimainkan dalam upacara adat penting, seperti pernikahan bangsawan, penyambutan tamu kehormatan, atau ritual sakral.
Keunikan Aramba terletak pada suara dentingnya yang nyaring dan bergetar panjang. Alat ini tidak dimainkan sembarangan—hanya orang tertentu yang memiliki hak budaya dan spiritual untuk memukulnya. Dalam masyarakat Nias, Aramba bukan sekadar instrumen musik, tetapi simbol status, kehormatan, dan kekuatan leluhur.
Sayangnya, keberadaan Aramba kini semakin langka. Banyak generasi muda yang tidak lagi mengenal bentuk maupun fungsi alat ini. Produksi Aramba pun menurun drastis karena bahan logamnya sulit didapat dan pembuatnya semakin sedikit. Beberapa Aramba yang tersisa kini hanya bisa ditemukan di museum atau rumah adat tua.
Baca Juga : Reog Ponorogo, Tarian Keberanian dari Jawa Timur
Namun, harapan belum padam. Komunitas budaya Nias mulai menggalakkan pelestarian Aramba melalui festival musik tradisional, lokakarya pembuatan gong, dan dokumentasi digital. Beberapa seniman muda bahkan mencoba menggabungkan suara Aramba ke dalam musik kontemporer sebagai bentuk inovasi dan penghormatan.
Melestarikan Aramba berarti menjaga suara masa lalu agar tetap hidup di masa depan. Suara Jayamahe mengajak generasi muda untuk mengenali, mencintai, dan menyuarakan kembali instrumen-instrumen tradisional Indonesia yang hampir punah. Karena setiap denting Aramba adalah cerita tentang siapa kita dan dari mana kita berasal.







