Enam hari pasca robohnya Musala Al Khoziny, BNPB bersama tim gabungan terus melanjutkan penanganan darurat. Operasi SAR terpusat, identifikasi jenazah melalui DVI, dan pendampingan keluarga korban menjadi prioritas utama dalam tragedi kemanusiaan di Sidoarjo, Jawa Timur.
𝐒𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐉𝐚𝐲𝐚𝐦𝐚𝐡𝐞, SIDOARJO – Enam hari pasca-insiden tragis robohnya bangunan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama tim gabungan terus mengintensifkan penanganan darurat dalam Tragedi Musala Al Khoziny. Fokus utama tertuju pada operasi pencarian dan pertolongan (SAR), identifikasi jenazah melalui metode DVI, serta pendampingan psikososial bagi keluarga korban.
Dalam konferensi pers di Posko BNPB, Sabtu (4/10), Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., menegaskan bahwa seluruh unsur gabungan—terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Dinas Kesehatan, PMI, Dinas Sosial, Pemadam Kebakaran, Dinas PU-SDA, dan relawan—bekerja tanpa henti selama 24 jam dengan sistem tiga shift.
“Kita tidak pernah kekurangan personel. Ratusan petugas bekerja profesional, bergantian siang dan malam,” ujar Suharyanto.
Data Korban: 167 Terdampak, 49 Masih Dicari
Hingga Sabtu siang pukul 12.00 WIB, tercatat 167 orang menjadi korban. Sebanyak 118 telah ditemukan, terdiri dari 104 selamat dan 14 meninggal dunia. Dari yang selamat, 92 telah pulang dari perawatan, 11 masih dirawat, dan satu langsung kembali ke rumah. Sementara itu, 49 orang masih dalam proses pencarian.
Tim SAR berhasil mengevakuasi sembilan jenazah dari reruntuhan bangunan empat lantai yang ambruk. Proses evakuasi menghadapi tantangan berat berupa tumpukan beton tebal yang memperlambat akses ke titik-titik potensial korban. Alat berat dikerahkan dengan pengawasan ketat demi keselamatan tim lapangan.
Identifikasi Jenazah: Tantangan DVI dan Solusi Forensik
Setiap jenazah yang ditemukan langsung dibawa ke posko DVI (Disaster Victim Identification). Proses identifikasi menghadapi kendala karena banyak korban berusia anak-anak dan remaja, belum memiliki KTP atau dokumen resmi. Tim DVI mengandalkan data sekunder seperti ijazah, sidik jari dari dokumen pendidikan, pakaian terakhir, serta ciri fisik dan rekam medis dari keluarga.
Metode forensik lanjutan seperti pemeriksaan gigi dan DNA juga digunakan untuk memastikan akurasi. Pendekatan ini penting untuk menjaga martabat korban, memberikan kepastian kepada keluarga, dan menghindari kesalahan administratif dalam penyerahan jenazah maupun pencatatan resmi.
— “DVI bukan sekadar prosedur, tapi bentuk penghormatan dan kepastian hukum bagi keluarga korban,”Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto
Posko Terpadu dan Dukungan Psikososial
BNPB menginstruksikan pembukaan posko terpadu sebagai pusat informasi dan pelaporan keluarga korban. Posko ini menjadi tempat bagi keluarga untuk melaporkan anggota yang hilang dan mendapatkan informasi terkini terkait proses evakuasi dan identifikasi.
Tim konselor dari Polri, Dinas Sosial, dan relawan turut memberikan dukungan psikososial bagi keluarga yang menunggu proses identifikasi. BNPB juga menyiapkan tenda khusus di RS Bhayangkara dengan fasilitas istirahat, layanan medis, dan konsumsi agar keluarga korban lebih nyaman selama menunggu.
“Kita siapkan kebutuhan keluarga korban secara maksimal. Mereka harus merasa didampingi dan dihormati.”
Baca Juga : Tragedi Mushala Ponpes Al-Khoziny: 14 Santri Meninggal, 49 Masih Hilang
Logistik dan Apresiasi
Kebutuhan logistik seperti makanan siap saji, air bersih, perlengkapan SAR, dan obat-obatan terus dipenuhi. Relawan membuka pos permakanan bergantian, menunjukkan solidaritas dan kepedulian terhadap keluarga korban dan petugas lapangan.
Suharyanto menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim yang terlibat. Menurutnya, penanganan darurat bukan hanya soal pencarian korban, tetapi juga memastikan hak-hak keluarga terpenuhi.
“Semua unsur bekerja bersama tanpa mengenal lelah. Ini adalah wujud kemanusiaan dan tanggung jawab negara,” pungkasnya.
Laporan oleh Abdul Muhari, Ph.D. – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB





